Friday

BELAJAR DARI DALE CARNEGIE

Oleh Jansen H. Sinamo




Dale Carnegie lahir di Missouri, 24 November 1888, dan meninggal pada tanggal 1 November 1955. Ayahnya bernama James William Carnagey, seorang petani yang hanya sempat mengenal bangku sekolah selama 6 tahun. Ibunya, Amanda Elisabeth Harbisson adalah guru sekolah negeri dan pemimpin koor dan kelompok doa di gereja Methodist. Satu-satunya saudara kandung Carnegie (ia mengubah nama Carnagey menjadi Carnegie tahun 1916, saat berkantor di Carnegie Hall) adalah Clifton Carnagey, yang tidak memiliki riwayat hidup yang jelas. Dale Carnegie hampir tidak pernah menyebutkan nama saudara kan-dungnya itu dalam karya-karya besarnya. Yang sangat ia banggakan hanyalah ibunya, yang mewariskan antusiasme ke dalam dirinya.

Masa kecil Carnegie dilalui dalam kemiskinan. Pada usia 12 tahun untuk pertama kalinya ia mendapatkan uang 10 sen. Ia baru mengenal sepatu karet pada usia 14 tahun. Dan sebagai mahasiswa sekolah guru di Warrensburg, ia merupakan salah satu dari dua mahasiswa yang tidak mampu membayar uang asrama sebesar 15 sen. Ia memiliki telinga yang lebar, dan hal ini sering membuatnya malu dan minder di sekolah.

Kariernya dimulai sebagai wiraniaga sebuah kursus jarak jauh di Denver. Penghasilannya sekitar 2 dolar per hari. Itu terjadi tahun 1908. Dua tahun berikutnya ia menjadi wiraniaga Armour & Company di Omaha, yang bertugas melakukan penjualan di wilayah Dakota Selatan. Setelah mendapatkan pelatihan kewiraniagaan selama satu bulan, Carnegie berhasil mengumpulkan penghasilan bersih sekitar 17 dolar per minggu. Antusiasme dan ketekunannya yang menonjol membuatnya mampu melejit menjadi wiraniaga nomor satu di perusahaan yang memproduksi makanan tersebut.

Ibunya mengharapkan Dale Carnegie menjadi misionaris, pendeta, atau guru sekolah. Namun Carnegie kecil bercita-cita menjadi orator atau aktor dan penulis novel. Cita-cita itulah yang membawanya ke New York. Ia sempat belajar di American Academy of Dramatics Art dan mengikuti pertunjukkan keliling selama 10 bulan sebelum akhirnya membuang cita-cita menjadi aktor.

Tahun 1912, setelah gagal menjadi wiraniaga mobil di Packard Truck, Carnegie membuat keputusan yang mengubah hidupnya. Ia memutuskan "hidup untuk menulis dan menulis untuk hidup". Keputusan itu diambilnya setelah melakukan ziarah batin merenungi semua kegagalan hidup dan kemiskinan yang dialaminya. Waktu itu ia tinggal di sebuah wilayah kumuh kota New York, dengan makanan kotor dan dinding kamar yang penuh kecoa. Saat itu ia amat miskin, sehingga ia berpikir bahwa apa pun yang akan dilakukannya tidak akan membuat keadaan lebih buruk lagi. Itulah sebabnya ia mulai memikirkan untuk hanya melakukan hal-hal yang disukainya, yang sesuai dengan bakat-bakat dan potensi uniknya sendiri.

Dalam ziarah batinnya, Carnegie mengingat bahwa ia pernah menjadi juara dalam lomba debat di kampusnya dulu. Ia juga pernah berhasil melatih dua mahasiswa lain yang kemudian menjuarai lomba pidato dan deklamasi di kampus yang sama. Dengan ingatan itu Carnegie memberanikan diri untuk membuka kursus pidato yang disebutnya Public Speaking for Businessmen. Lewat trial and error, ia berhasil mengumpulkan penghasilan yang menakjubkan sebesar 30 dolar dalam satu malam, bahkan mencapai 500 dolar seminggu. Keberhasilan itu membuatnya mendirikan Dale Carnegie Institute pada tahun 1922.

Mengajar pada malam hari dan menulis di pagi hari adalah kehidupan yang amat dinikmati Dale Carnegie. Disamping itu, jika uangnya cukup banyak, ia senang melakukan perjalanan ke mancanegara. Berbagai kota di Eropa dan Asia pernah dikunjunginya. Bahkan ia sempat menjadi manajer bisnis perusahaan milik Lowel Thomas, salah seorang sahabat karibnya, di samping Frank Bettger dan Homer Croy.

Cita-citanya untuk menjadi penulis novel pupus setelah ia gagal mendapatkan mitra usaha yang bersedia menerbitkan novel pertama dan satu-satunya: The Blizzard. Namun ia masih tetap menulis beberapa buku yang terutama digunakan untuk membantu proses pelatihan di kelas-kelas Dale Carnegie Institute. Buku berjudul Public Speaking: A Practical Guide for Businessmen diterbitkan Association Press tahun 1926. Lima tahun kemudian buku itu dirivisi menjadi Public Speaking and Influencing Men in Business. Tahun 1932 penerbit Century mempublikasikan karyanya dibawah judul Lincoln The Unknown.

Karya Dale Carnegie yang terbaik baru diterbitkan oleh penerbit Simon and Schuster pada tahun 1936. Buku berjudul How To Win Friends and Influence People itu selama puluhan tahun bertengger di puncak daftar buku-buku terlaris. Royalti pertama yang diterimanya berjumlah 90.000 dolar (jumlah ini diperkirakan setara dengan 1.000.000 dolar pada tahun 2000). Dan Carnegie terkagum-kagum dengan keberhasilannya itu.

Buku laris yang kedua diterbitkan oleh Simon and Schuster pada tahun 1948, empat tahun setelah perkawinannya yang kedua dengan Dorothy Vanderpool, seorang janda beranak satu (sebelumnya Carnegie pernah menikah dengan Lolita Baucaire pada tahun 1921, namun mereka bercerai tahun 1931). Judul buku tersebut adalah How To Stop Worrying and Start Living.

Dewasa ini, buku-buku karya Dale Carnegie telah terjual lebih dari 30 juta eksemplar dan diterjemahkan ke puluhan bahasa (di Indonesia Penerbit Balai Pustaka telah menerjemahkan How To Win Friends tahun 1952 dari bahasa Belanda ke bahasa Indonesia). Sistem pelatihannya juga berkembang pesat, sejak menggunakan sistem lisensi tahun 1944 Dale Carnegie Training telah merambah ke sekitar 70 negara saat ini.

Keberhasilan Dale Carnegie sebagai penulis buku-buku terlaris di dunia melewati proses panjang, setelah ia membuat sebuah keputusan penting tahun 1912. Keputusan "hidup untuk menulis dan menulis untuk hidup" membuat Carnegie meng-ikuti kursus jurnalistik di Columbia University of Journalism (1913) dan kursus sejenis di New York University (1914). Ia menemukan kenikmatan menghabiskan waktu berlama-lama untuk mem-buat sebuah tulisan. Beberapa buku telah ditulisnya sebelum akhirnya mampu melahirkan karya besar tahun 1936 itu (24 tahun sejak keputusan penting itu)


Melakukan Apa yang Disukai

Dale Carnegie berhasil masuk dalam daftar 100 orang yang paling berpengaruh dalam sejarah Amerika bukan karena keputusannya untuk menjadi penulis terkemuka. Ia sesungguhnya membuat keputusan yang lebih mendasar, yakni hanya melakukan apa yang diyakininya sesuai dengan bakat-bakat terbaik yang dimilikinya. Ia memutuskan untuk berhenti melakukan pekerjaan yang semata-mata bertujuan untuk mendapatkan nafkah lahiriah. Ia memutuskan untuk memberi makan pada jiwanya. Ia memutuskan untuk membuat sebuah perbedaan.

Keputusan-keputusan yang menjadi kontak batin dengan diri sendiri itu ditindaklanjuti dengan antusiasme yang tinggi untuk menerima berbagai risiko yang menjadi konsekuensi dari keputusan tersebut. Komitmen untuk tetap melakukan hal yang disukainya, sekalipun novel pertamanya ditolak semua penerbit, menghantar Carnegie pada keberhasilannya. Ia belajar sungguh-sungguh dari teman sekampungnya, Abraham Lincoln, yang pernah mengatakan, "Tidak penting berapa kali Anda gagal, yang penting berapa kali Anda bangkit.”







No comments: